Hal ini disampaikan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi saat bertemu PPIU yang tergabung dalam Forum Penyelenggara Umrah Haji Jawa Barat di Kota Bandung.
Pertemuan perwakilan PPIU se Jawa Barat itu dikemas dalam Ngobrol Umrah di Tengah Omicron bersama Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi.
Tampak hadir Ketua Forum Penyelenggara Umrah Haji Jawa Barat (FKS PATUH JABAR) Wawan Misbah dan puluhan perwakilan PPIU.
Dikatakan Wamenag, masukan dan aspirasi dari perwakilan PPIU se Jawa Barat ini sangat penting demi meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi jemaah umrah di Indonesia.
Masukan dan aspirasi yang ditampung Wamenag dalam pertemuan itu di antaranya menambah akses pintu keberangkatan jemaah umrah selain Bandara Soeta, keterlibatan tim Kemenag mengawal proses PCR jemaah, mempersingkat masa karantina hingga menerapkan akses satu pintu khusus jemaah umrah saat keluar dari bandara agar tidak berbaur dengan penumpang perjalanan luar negeri lainnya.
Terkait Skema One Gate Policy (OGP) pemberangkatan jemaah umrah yang diinisiasi Kementerian Agama hingga kini mendapat dukungan dari PPIU dan jemaah umrah.
“Terima kasih atas masukan dan aspirasinya. Tentunya aapirasi ini nanti akan kami sampaikan dalam rapat bersama Menteri Agama, Komisi VIII bidang keagamaan DPR RI dan dalam rapat lintas kementerian,” kata Wamenag Zainut Tauhid Sa’adi di Kota Bandung, sebagaimana dilansir Kemenag, Jumat (11/2/2022)..
“Sebab persoalan umrah di tengah pandemi ini tidak bisa diatasi oleh Kementerian Agama sendiri dan harus melibatkan banyak pihak.
Masukan dari bapak ibu sekalian akan jadi bahan bagi kami untuk dicarikan solusinya,” sambungnya.
Dijelaskan Wamenag, saat ini Kementerian Agama tengah melakukan evaluasi terkait pemberangkatan umrah, salah satunya dengan pelaksanaan karantina kepulangan dan layanan di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
“Kami juga memberikan apresiasi kepada PPIU dan jemaah umrah yang sudah disiplin menjalankan prokes saat menjalani ibadah umrah. Disipilin jemaah umrah Indonesia dipuji oleh pemerintah Arab Saudi dan ini harus kita pertahankan. Jangan sampai ibadah umrah menjadi kluster baru penyebaran Covid-19, ” tandas Wamen.
“Jangan ada lagi stigma negatif kepada jemaah umrah kita, apalagi sampai membawa klaster baru. Masalah umrah harus kita update terus. Kalau tidak kita khawatir karena perkembangan dinamikanya tidak bisa kita duga sehingga pelaku jasa travel umrah dan haji betul-betul bisa melakukan antisipasi.(GilangNawawi)