wantaranews.com – jakarta
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong transformasi energi melalui pengembangan energi terbarukan variabel atau variable renewable energy (VRE).
Hal itu disampaikan Koordinator Kerja Sama Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Senda Hurmuzan Kanam, melalui keterangan tertulis usai webinar transisi energi yang diselenggarakan Kementerian ESDM, bersama United States Agency for International Development (USAID) dan The Hawai’i Natural Energy Institute (HNEI), Rabu (2/2/2022).
Senda mengatakan Indonesia menjalin kemitraan dengan Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan pemanfaatan sumber energi bersih tersebut.
“Indonesia belajar dari Hawaii yang telah sukses transformasi energi dari fosil ke energi baru terbarukan,” ujar Senda.
VRE merupakan sumber energi terbarukan yang hasil pembangkitannya tidak dapat dikendalikan karena sifatnya yang berfluktuasi, seperti tenaga angin dan tenaga matahari.
Menurut Senda, Indonesia belajar dari kisah sukses Hawaii dalam transformasi energi karena Indonesia dan Hawaii memiliki kesamaan geografis yaitu banyak pulau yang tersebar.
Senda menyampaikan bahwa pencapaian Hawaii terhadap transformasi energi dengan memanfaatkan energi angin, dan matahari tidak lepas dari dampak biaya energi terbarukan variabel yang terjangkau dan kompetitif.
Menurutnya, hal ini bisa menjadi pendekatan yang relevan untuk diterapkan sebagai program pengurangan pembangkit listrik diesel di wilayah tertentu yang tetap memanfaatkan bahan bakar minyak, seperti Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), atau wilayah lain yang masih menggunakan gas seperti Batam.
Penerapan konsep transformasi dari energi fosil ke energi baru terbarukan tidak hanya meningkatkan bauran energi terbarukan tetapi juga diharapkan dapat mengurangi biaya pokok penyediaan listrik.
Namun, penetrasi VRE yang besar seperti sistem di Hawaii yang mencapai 30 persen akan dihadapkan tantangan baru terhadap keandalan sistem.
“Kami harus mempelajari penyusunan regulasi terapan dan standar agar tidak akan mengganggu keandalan sistem yang ada. Sistem Sulawesi telah mencapai 10 persen, namun masih perlu pelajaran dari Hawaii untuk meningkatkan lebih banyak VRE terutama dari aspek teknis dan sistem pendukung,” ujar Senda.
Dalam kesempatan yang sama, Chief of Party USAID Energi Berkelanjutan untuk Indonesia, Andre Larocque, menyatakan siap mendukung program pemerintah Indonesia dalam transisi energi.
“Kami sangat berdedikasi untuk mendukung pemerintah Indonesia,” ucap Andre.
Webinar yang diselenggarakan selama tiga hari pada 2-4 Februari 2022 ini membantu memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan AS dan akan menciptakan peluang untuk mengembangkan kemitraan baru di sektor energi