Tujuh Daerah Jadi Prioritas Program Penurunan Stunting

Breaking News

wantaranews.com – jakarta

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan melakukan intervensi khusus pada provinsi yang angka stuntingnya masih tinggi.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyebutkan ada tujuh daerah yang angka stunting masih tinggi yakni Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Aceh, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, Kalsel,  Kalbar, dan Sulawesi Tengah.

“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, BKKBN diamanatkan untuk mengurangi kesenjangan angka stunting dengan memberikan intervensi program khusus,” kata Kepala BKKBN dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR/RI, Senin (31/1/2022).

Intervensi juga akan dilakukan pada lima daerah yang terbesar jumlah penduduknya, karena secara absolut kasus stuntingnya akan tinggi yaitu; Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Sumatra Utara. “Jadi ada 12 daerah prioritas,” imbuhnya.

Terkait hal tersebut, BKKBN telah merampungkan Rencana Aksi Nasional percepatan penurunan stunting (RAN Pasti), antara lain melalui pendekatan keluarga, penyediaan data keluarga berisiko stunting, dan pendampingan keluarga berisiko stunting. 

Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021, BKKBN juga ditunjuk sebagai ketua tim percepatan penurunan stunting di Indonesia.

“BKKBN membentuk tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, kader PKK dan kader KB atau kader pembangunan lainnya. Selain itu ada pendampingan bagi calon pengantin, surveilans keluarga berisiko stunting, dan audit kasus stunting,” jelasnya.

Presiden juga memerintahkan agar angka stunting pada 2022 dapat turun tiga persen, dan ditargetkan pada 2024 angkanya menjadi sekitar 14 persen.

“Angka prevalensi stunting pada 2019 sebesar 27,7 persen, menjadi 24,4 persen pada 2021, atau telah turun 3,3 persen,” ungkap Hasto. 

Deputi Bidang Pelatihan Penelitian dan Pengembangan BKKBN Rizal M. Damanik beberapa waktu lalu menjelaskan, BKKBN telah melaksanakan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) yang akan ada dalam Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB), dan menjadi pusat gizi serta pelayanan kepada anak stunting.

Dahsat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu.

“Hal tersebut dilakukan melalui pemanfaatan sumber daya lokal yang dapat dipadukan dengan sumber daya/kontribusi dari mitra lainnya, termasuk pemanfaatan bahan pangan lokal

Facebook Comments Box

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *