wantaranews.com – jakarta
Pemulihan perekonomian dalam negeri dari dampak wabah global COVID-19 terus menunjukkan tren positif di berbagai sektor. Indikasinya, sejumlah aspek yang menjadi pilar dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia menunjukkan peningkatan secara signifikan dalam beberapa bulan belakangan ini.
“Kita lihat juga yang berkaitan dengan ekonomi negara atau pemulihan ekonomi kita ini cukup kuat,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2022 di Jakarta, pada Senin (3/1/2022).
Dari neraca perdagangan dalam negeri beberapa bulan ini, lanjut Presiden, terjadi surplus perdagangan yang nilainya mencapai angka USD34,4 miliar. Selama 19 bulan terakhir, neraca perdagangan dalam negeri menunjukkan peningkatan secara signifikan hingga pada akhirnya mampu mencapai nilai seperti di atas dari sektor perdagangan saja.
“Surplus terus, belum kita mengalami peningkatan surplus selama 19 bulan terakhir seperti ini,” kata Presiden.
Sedangkan dari ekspor, Indonesia juga mengalami kenaikan yang signifikan tercatat mencapai 49,7 persen dari tahun ke tahun atau Year on Year (YoY). Faktor dari peningkatan dalam sektor itu adalah disebabkan oleh upaya hilirisasi industri yang dilakukan oleh pemerintah. Yang sementara ini sedang merambah ke sumber daya minerba nikel dahulu.
Hasilnya, lanjut Presiden, terjadi angka peningkatan ekspor yang secara signifikan. Dari sebelum kebijakan itu dilakukan rata-rata nilai ekspor hanya mencapai USD2 miliar, setelah diberlakukan kebijakan hilirasasi industri nilai ekspor menjadi naik secara signifikan mencapai USD20,8 miliar dalam satu kebijakan ini diimplementasikan pada akhir 2021.
“Ekspor kita naik setinggi itu, karena salah satunya kitya menghentikan ekspor bahan mentah minerba kita yaitu nikel,” imbuh Kepala Negara.
Indikator konsumsi dan produksi juga semakin menguat dalam beberapa bulan terakhir. Terlihat dari angka keyakinan konsumen yang telah meningkat dari sebelumnya pada Maret 2021 hanya mencapai 113,8 persen. Kini, pada November 2021, telah meningkat yang mencapai angka 118,5 persen.
Diperkuat dengan Purchasing Manufacture Index (PMI) naik ke angka 53,9 naik. Dibandingkan pada sebelum pandemi yang hanya berkisar diantara angka 51. “Naik diatas angka sebelum pandemi, optimisme melihat angka ini harus kita tunjukkan,” tutur Presiden.
Dari sejumlah kenaikan itu, peringkat Indonesia dalam indeks daya saing atau competitiveness naik tiga peringkat menjadi lebih baik dibandingkan pada tahun-tahun yang lalu. Tercatat, dalam kategori bisnis peringkat Indonesia naik menjadi ke 37, sedangkan pada kategori digital bisnis daya saing Indonesia naik menjadi peringkat ke 53.
“Dalam kondisi pandemi di 2021, Indonesia mengalami kenaikan peringkat, ini harus kita syukuri,” jelas Presiden.
Presiden berharap, pertumbuhan perekonomian dalam negeri semakin membaik pada 2022. Dengan kontribusi dari seluruh lapisan masyarakat yang secara bergotong royong menggerakkan roda perekonomian dalam negeri di berbagai aspek. Seperti yang dilakukan oleh kaum milenial saat ini yang ikut berpartisipasi untuk menjadi investor pada beberapa waktu belakangan ini.
“kita harapkan ini akan terus membesar dan akan memberikan dorongan kepada pertumbuhan ekonomi negara kita,” pungkas Presiden.